Monday, April 11, 2005

Teknologi

Sewaktu lagi membuka-buka file di drive H, saya melihat artikel-artikel yang saya tulis dulu. Wah, saya pikir, lebih baik saya posting di sini aja deh. Mumpung blogger.com lagi bisa diakses (selama seminggu kemarin sempat susah diakses dari lab kompie jurusan Matematika), saya posting artikel saya sebanyak-banyaknya.

Saya pernah berkeinginan untuk terus hidup. Tidak ingin mati. Alasannya adalah karena saya ingin menyaksikan teknologi yang dapat dicapai oleh manusia. Konyol ya?

Saya memang senang pada segala sesuatu yang berbau “masa depan” atau science fiction. Segala kemajuan teknologi yang dapat dicapai manusia tampak mengagumkan bagi saya. Oleh karena itulah saya bisa sampai berkeinginan untuk bisa panjang umur di dunia.

Saya mulai berpikir seperti salah seorang yang begitu memuja teknologi. Padahal pada awalnya teknologi itu dikembangkan untuk mempermudah urusan manusia. Dengan kata lain, teknologi merupakan alat, bukan tujuan.

Sampai situ saya beristighfar. Saya mengingat-ingat lagi bagaimana seandainya nyawa saya diambil saat ini, sementara hati saya masih lekat pada dunia. Saya kembali bersitighfar, kali ini berulang-ulang.

Mungkin seperti itulah kira-kira yang terjadi pada sekelompok orang pemuja kemajuan teknologi. Teknologi adalah segalanya. Mereka tidak bisa hidup tanpa teknologi. Kalau saya masih sebatas keinginan, mereka benar-benar tampak seolah menjadikan teknologi sebagai Tuhan.

Namun saya tidak bermaksud untuk membicarakan pro-kontra dalam masalah teknologi. Tidak. Tapi saya akan membicarakan ini:
Teknologi yang dicapai manusia (ilmuwan-ilmuwan) makin rumit. Dan teknologi yang ada memiliki kecenderungan untuk meniru organisme-organisme yang ada di alam. Contoh yang paling jelas adalah Artificial Intelegence dan pembuatan robot yang fungsinya mendekati mahluk hidup aslinya.

Ketika memikirkan hal itu, hati saya tergelitik oleh satu fakta. Bukankah tindakan “meniru sedekat mungkin mekanisme mahluk hidup” menunjukkan kalau ciptaan Allah itu luar biasa? Sepandai-pandainya manusia, dia tetap tidak bisa membuat satu pun sel mahluk hidup. Bahkan akhirnya manusia akan mengakui bahwa teknologi tercanggih sudah ada dari dulu.

Ya. Salah satu teknologi itu ada pada diri kita. Pernah berpikir bagaimana kulit dengan berbagai fungsinya yang luar biasa bisa melekat dengan sempurna di otot kita? Pernah berpikir betapa kuatnya bahan pembuat otot jantung, sehingga jantung bisa berdetak tanpa henti hingga akhir hayat kita? Pernah berpikir betapa jelasnya gambar yang bisa ditangkap oleh mata kita? Pernah berpikir betapa jelasnya suara yang bisa didengar oleh telinga kita, sementara teknologi tata suara termaju pun masih memiliki desisan dalam penerimaannya? Dan masih banyak lagi hal yang bisa saya sebut dan semuanya adalah keajaiban.

Kalau saja setiap manusia mau merenungi hal itu. Dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik. Apakah Anda sudah memikirkannya?

No comments: