Tuesday, May 10, 2005

Kunang-kunang


Image hosted by Photobucket.com


Tahun lalu, jadwal mengajarku* di Antapani adalah pukul empat sore. Bila aku selesai mengajar sebelum adzan Magrib, aku lebih memilih untuk langsung pulang ke kosan, tidak solat di tempat muridku. Karena belum gelap, aku hanya naik angkot satu kali, lalu turun di seberang gerbang belakang ST3. Dari situ aku berjalan melewati kompleks kampus ST3 menuju gerbang depannya yang berada di jalan Ahmad Yani. (Lihat peta)

Di waktu-waktu itu, musim masih basah. Setelah seharian mendung atau hujan, kadang di sore hari langit cerah. Itulah yang terjadi di satu hari sepulangnya aku mengajar di Antapani. Aku pulang sebelum Magrib. Sesampainya di ST3, aku berjalan melewati jalur biasa. Yang tidak biasa pada hari itu adalah pemandangan di lapangan di kampus ST3. (Lapangan itu ditumbuhi ilalang yang cukup tinggi).

Langit masih sedikit terang. Karena ketika itu hari benar-benar baru hujan, maka “penghuni” lapangan itu seolah keluar dari sarangnya untuk menikmati udara: Ribuan kunang-kunang beterbangan memenuhi lapangan! Mereka ada di sekeliling pohon bambu yang ada di pojok lapangan dan mereka pun ada di seluruh permukaan rumput ilalang. Cahaya yang mereka hasilkan memancar bagaikan bintang-bintang. Terang sekali Di senja hari saat matahari hampir terbenam, pemandangan itu sungguh luar biasa! Bahkan kata-kata rasanya tidak bisa menggambarkan pesonanya.

Aku bukannya belum pernah melihat kunang-kunang seumur hidupku. Ketika aku masih kecil, aku kadang menemukan satu-dua ekor kunang-kunang di lapangan rumput. Bahkan ketika di Bandung, aku sudah sering menemukan kunang-kunang. Bila aku melewati lapangan ST3 ini tentunya. Kalau sedang beruntung, aku bisa menangkapnya. Lalu aku akan mengamatinya, mengamati kelap-kelip cahaya mungil yang berpendar dari perutnya. Dan aku terpesona betapa cahaya itu adalah hasil reaksi kimia yang sama sekali tidak menghasilkan kalor (kalo salah, mohon maaf; masih belom dapat info lebih lanjut..).
Selain lapangan itu, aku belum pernah menemukan kunang-kunang di tempat lain. Barangkali untuk tempat yang menjadi sarang kunang-kunang, baru lapangan itu saja yang bisa kuamati. Entah apakah di tempat lain aku masih bisa menemukan kunang-kunang. Bandung yang makin padat oleh manusia seakan tidak menyisakan lagi tempat untuk serangga-serangga itu.

Belakangan ini aku sudah jarang melewati ST3. Tahun ini muridku mendapat jadwal tambahan dari sekolahnya. Karena dia sudah kelas tiga SMU, dia harus menjalani program pemantapan pelajaran. Oleh karena itulah, aku mengajarnya setelah Magrib. Otomatis aku pulang sekitar jam delapan malam. Dan aku tidak mau melewati ST3 lagi bila aku pulang malam. Lebih baik aku naik angkot dua kali untuk bisa sampai ke depan jalan Wiranta. Faktor keamanan ST3 di malam hari tidak terjamin. Meskipun banyak mahasiswa di sana.

Kini di lapangan itu sudah berdiri gedung baru ST3 yang megah. Gerbang ST3 yang berada di jalan Ahmad Yani kini menjadi gerbang belakangnya. Bangunan yang berada di sisi jalan itu digunakan untuk Balai Besar Tekstil sekarang. Semua sudah berubah...


Senin, 9 Mei 2005

Sore itu aku baru sampai di di daerah PPI-Katamso ketika Magrib. Aku turun dari angkot Caheum-Ledeng. Lalu aku menyebrang dan memasuki jalan Cikaso. Aku berjalan menuju tempat kosku. Matahati sudah tenggelam. Langit masih menyisakan sedikit cahaya yang temaram.

Di sepanjang jalan itu , di sisi kiri, merupakan area penjualan tanaman hias. Kios-kios itu membelakangi sebuah sungai yang tidak kuketahui namanya. Sampai di tengah-tengah perjalanan, mataku menangkap setitik cahaya di pinggir jalan. Cahaya itu bergerak-gerak. Kunang-kunang! Kualihkan mataku dari jalan dan kupandangi tepi sungai itu. Ratusan titik-titik cahaya kecil beterbangan di sekitar rerumputan. Cahaya mereka menghiasi temaram kegelapan dengan indahnya...

Aku menemukan tempat baru untuk mengamati kunang-kunang.


*Aku mengajar privat kepada seorang murid SMU 20. Sekarang dia kelas tiga; sedang menghadapi ujian akhir...

1 comment:

Anonymous said...

apa sekarang masih ada disana ?, di bandung dah jarang skrg liat.. :(