Thursday, May 12, 2005

[Buruk Rupa Mahasiswa Teknik *******]

...berita hangat! Berita hangat! Berita hangat!....

(Bandung/12.30 WIB) Di study hall departemen Matematika ITB diadakan pertemuan antara dosen penanggung-jawab pengawas ujian dan para mahasiswa yang menjadi pengawas di ujian Kalkulus II. Dalam pertemuan ini dibahas kasus yang terjadi pada pelaksanaan ujian Kalkulus II baru-baru ini. Telah ditemukan beberapa pelanggaran dalam ujian oleh peserta ujian, antara lain menyontek dan praktik joki. Dan dibahas pula metode-metode penanggulangan hal-hal semacam ini.

Saya turut hadir dalam pertemuan yang diadakan hanya sekitar setengah jam ini. Dan saya mendapat informasi berharga yang merupakan salah satu alasan langsung & tersembunyi dari diadakannya pertemuan ini. Ternyata telah terjadi tindakan pengancaman terhadap pengawas ujian Kalkulus II oleh oknum mahasiswa yang mengaku senior dari departemen Teknik *******.

Keterangan itu saya dapat dari satu sumber yang sangat terpercaya di TU Departemen Matematika. Menurut beliau, pengawas itu diancam karena telah menolak sogokan yang diberikan oleh oknum senior tersebut. Sogokan itu dimaksudkan agar pengawas memperlancar jalan juniornya dalam memperoleh nilai yang baik.

Akhirnya pengawas itu melaporkan kejadian itu kepada TU Matematika. Oleh Departemen Matematika, laporan itu langsung diteruskan ke pihak rektorat ITB. Dan pihak ITB sudah menindak pelaku dengan memberikan sanksi. Belum didapatkan keterangan lebih lanjut apa bentuk sanksinya.

Pada tahun ini saja, diperkirakan terdapat 700 mahasiswa yang terancam drop out dari TPB. Standar yang diteatpkan ITB untuk mahasiswa TPB adalah IP 1,5 dengan waktu satu tahun. Bila mereka mendapat IP kurang dari 1,5 , maka mereka langsung DO. Tapi bila semester pendek diadakan, maka 700 orang itu berkesempatan untuk memperbaiki nilainya. Angkatan-angkatan sebelumnya memperoleh kesempatan yang lebih longgar. Yaitu dengan standar IP kelulusan TPB 2 dan dapat ditempuh dalam 2 tahun. Dengan kelonggaran ini pun, masih banyak mahasiswa angkatan 2003 yang terancam DO. Namun sumber saya tidak merinci berapa jumlahnya.

Tindakan oknum senior itu sangat disayangkan. Namun peristiwa semacam ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di kampus ITB. Dulu pun sudah sering terjadi kasus-kasus semacam ini. Diharapkan para pengawas yang lain pun bertindak sama seperti pengawas yang diancam oleh senior Teknik ******* ini.

6 comments:

Yuti Ariani said...

Ternyata tolak ukur keberhasilan masih bergantung pada nilai ya? Gila, mending saya dunk yang udah tingkat 4 dan masih betah menambah tingkat(semoga tinggal setengah tahun lagi). Mungkin wacana lulusan ITB payah, harus dikemukakan kembali.

Unknown said...

Yah...

Mereka itu udah gak punya cara lain sehingga mereka berbuat sesuatu yang tidak terpuji.

Yang jadi pertanyaan, mereka ngapain aja selama ini? (Sebuah pertanyaan untuk diri sendiri juga, seh! Hehehe...)

ikram said...

Ales, jaman sekarang sensor udah mulai ditinggalkan orang loh. Sekarang jamannya transparansi, kata mereka. Keterbukaan.

Jadi, departemen mana sih?

Unknown said...

[Fufufu..., baru buka blog niy!]

Jadi, penasaran ya? Awalnya "G". Terdiri dari 7 huruf. Silahkan tebak...

ikram said...

Oh... Geodesi.
Terus perkembangannya sendiri gimana? Apa yang diperbuat Matematika?

Unknown said...

huAHAHAHAHAHAhahaha....

Salah! Yang satu lagi!

Dari Matematika sendiri sih udah dilaporin (kan udah ditulis disitu). Tapi selebihnya tidak banyak yang tahu kasus itu, mahasiswa matematika maksudnya...