Kamis, 23 Juni 2005.
Seminggu ini saya jarang menulis lagi. Menulis catatan harian dijalankan sih. Tapi tetap saja kepala saya hang, pikiran saya terasa penuh, beban menggelayuti hati, dan mood untuk menulis turun. Sebuah gejala khas dari saya bila sedang ada satu masalah yang belum dituliskan.
Apalagi kalau seminggu lebih tidak menulis di diari. Keadaan saya lebih parah. Semua memori dari pengalaman yang saya jalani akan berputar-putar di dalam kepala saya, mencari tempat untuk berdiam. Padahal saya tidak selalu sempat untuk menulis panjang lebar. Akhirnya saya tidak bisa berpikir dengan jernih dan konsentrasi saya terganggu.
Lalu saya teringat pada pensieve. Pensieve adalah benda yang ada dalam dunia Harry Potter. Benda ini berupa mangkuk dari batu dan di dalamnya terdapat semacam cairan berwarna keperakan. Tempat ini digunakan untuk menampung memori-memori dari pengalaman kita. Bila kita ingin melihat lagi memori itu, maka kita bisa masuk ke dalam alam memori kita di dalam pensieve, dan kita akan melihat memori itu layaknya kita mengalami kembali peristiwanya. Cara menyimpan memori kita pun sederhana. Kita tinggal menempelkan tongkat sihir ke kepala kita, lalu kita akan menarik selarik benda seperti rambut yang keperakan, lalu benda itu kita masukkan ke dalam pensieve. Dan permukaan cairan di dalam pensieve akan bergoyang seperti pemukaan air tenang yang disentuh. Berkuranglah satu beban pikiran.
Di kala sibuk akan hal lainnya, tapi pada saat yang sama saya ingin mengeluarkan beban pikiran, rasanya saya butuh pensieve. Itu pun kalau benar ada, bukan?
Rasanya kecepatan gerak pikiran saya ini harus diimbangi dengan kecepatan yang sama dari menulis. Tapi masalah saya adalah waktu untuk menulis. Kadang ide hanya bisa ditulis dalam bentuk poin-poin saja, tanpa bisa diutuhkan menjadi sebuah esai. Di kala liburan seperti ini, saya bisa dengan santai menulis sampai larut malam. Tapi nantinya, di masa kuliah, saya rasa saya tidak akan bisa melakukannya sesantai sekarang. Kuliah harus diprioritaskan.
Sudahlah, ini hanya keluhan tentang kurangnya waktu menulis.
No comments:
Post a Comment