Seperti apa mereka?
Pertama melihat mereka, aku bagai melihat bidadari yang suci dan terlindung oleh tangan-tangan Maha Agung yang tak kasat mata
Indah...
Kini aku bagian dari mereka
Bagaimana orang melihatku?
Mereka juga manusia kok! Yang kumaksud adalah perempuan-perempuan yang berjilbab lebar. Ya, sekarang aku adalah bagian dari mereka juga.
Dulu aku punya gambaran tertentu tentang perempuan berjilbab lebar. Mereka terlihat suci, anggun, lemah lembut, dan mereka begitu berilmu! Ketika aku baru memasuki dunia mereka, aku menyadari bahwa kenyataan tidak seindah impian. Aku terkungkung pada "seharusnya", "mestinya", "sebaiknya". Padahal aku tidak bisa seperti itu.
Lama-kelamaan, aku makin tidak nyaman dengan stereotype yang kubuat sendiri. Aku tidak merasakan kemanusiaanku lagi. Akhirnya aku memilih untuk berlaku sesuai dengan apa yang nyaman buatku. Aku bisa tertawa lagi, aku bisa berekspresi lagi, pikiranku bisa bergerak lagi, tidak terkungkung pada "seharusnya", "mestinya", "sebaiknya". Toh aku tidak berbuat sesuatu yang tidak sepantasnya.
Karena aku mencoba untuk jadi manusia...
Sempat aku berpikir bahwa mereka bukan manusia. Padahal aku bagian dari mereka, bukan?
Mereka bisa tertawa
Mereka bisa menangis
Mereka juga menyukai lagu-lagu cinta
Mereka perlu tempat untuk curhat
Mereka juga bisa rapuh satu saat
Mereka juga manusia!
Rasulullah tidak pernah mengajarkan perempuan untuk tidak tertawa, tidak menangis, tidak menyukai keindahan, tidak vokal, dan "tidak-tidak" lainnya. Perempuan diperintahkan untuk menghargai dirinya, bukan mengekang potensinya. Jadi bedakanlah antara menjaga diri dan mengekang diri...
[Di sudut kecil yang nyaman...]
2 comments:
Kesan pertama...
1. Indah
2. Jauh
3. Ekslusif
4. Tapi membuat perasaan nyaman ketika melihat mereka berbicara dengan Sang Maha Kasih
Aku pernah iri kepada mereka, tampaknya Allah begitu menyayangi mereka, merengkuh mereka dengan tangan-Nya, tapi begitu aku mendekat semuanya buyar.
Tapi kini aku menemukan dimensi baru, dan juga pendekatan baru.
Dan kamu termasuk yang mengajariku hal itu...
-yuti yang melow-nya lagi kambuh
Seperti apa mereka?
ya seperti kita juga.
no more. no less.
Post a Comment